Batik Parang Lereng Pantang Dipakai Tamu Pernikahan Kaesang, Ini Alasannya

Tamu undangan tasyakuran pernikahan Kaesang Pangarep dan Erina Gudono dilarang mengenakan batik motif parang atau lereng. Ini terkait aturan di Pura Mangkunegaran.

Dec 7, 2022 - 10:00
Batik Parang Lereng Pantang Dipakai Tamu Pernikahan Kaesang, Ini Alasannya
Contoh batik motif parang. Foto: dok. Shutterstock

NUSADAILY.COM – JAKARTA - Tamu undangan tasyakuran pernikahan Kaesang Pangarep dan Erina Gudono dilarang mengenakan batik motif parang atau lereng. Ini terkait aturan di Pura Mangkunegaran.

Juru bicara pernikahan Kaesang Pangarep dan Erina Gudono, Gibran Rakabuming Raka mengatakan larangan tersebut disampaikan Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunegoro X. Gibran menambahkan, semestinya para tamu undangan tasyakuran pernikahan Kaesang dan Erina sudah mengetahui aturan tersebut.

BACA JUGA: Alasan Jokowi Tak Gelar Pernikahan Kaesang di Graha Saba Miliknya


"Aturan dari Kanjeng Gusti yang menyarankan. (Juga) Aturan dari Puro," kata Gibran saat ditemui di Balai Kota Solo, dikutip dari detikTravel, Senin (5/12/2022).

Mengenai pantangan penggunaan motif batik tersebut, rupanya sudah tercantum pula dalam situs puromangkunegaran.com. Dalam situs itu disebutkan bahwa di lingkungan Puro Mangkunegaran pada masa tertentu terdapat motif batik larangan. Batik larangan ialah suatu motif batik tertentu yang tidak boleh dipakai oleh orang kebanyakan.

Seperti di Kasunanan Surakarta, Kasultanan Yogyakarta, dan Puro Pakualaman Yogyakarta, motif batik parang adalah motif batik terlarang di Puro Mangkunegaran. Batik parang hanya boleh dipakai oleh Adipati dan keluarganya. Hal tersebut tidak lepas dari sejarah berdirinya Dinasti Mataram.

Sementara itu, batik sendiri sudah mengakar dalam budaya Mataram di mana pada awalnya dikenal batik Mataraman. Batik Mataraman kemudian berkembang di dalam tembok Karaton Kasunanan Surakarta dan menghasilkan kreatifitas berupa batik modern di Puro Mangkunegaran Surakarta.

BACA JUGA: Jokowi Minta Maaf Jika Pernikahan Kaesang-Erina Ganggu Lalu Lintas


Proses membatik di dalam Puro Mangkunegaran dilakukan oleh para perempuan kerabat dalem beserta abdi dalem yang melahirkan motif-motif beserta corak baru.

Motif-motif baru itu berkembang dengan dinamis. Perpaduan antara motif buketan dipadu dengan gaya-gaya pakem klasik serta pewarnaan sogan Jawa menghasilkan karya-karya baru yang eksotik. Beberapa motif seperti Candi Luhur, Grageh Waluh, atau motif Pakis yang menjadi batik yang wajib dimiliki seluruh kerabat Mangkunegaran.(eky)