Baru 18 Tahun Beroperasi Pesawat Airbus A380 Sudah Didaur Ulang

Melansir CNN, Minggu (22/1/2023), Airbus A380 baru menjalani debut pada 2005. Airbus 380 diproduksi tidak banyak, hanya sebanyak 251 pesawat. Padahal, rencananya akan terus diproduksi hingga akhir 2021.

Jan 22, 2023 - 17:04
Baru 18 Tahun Beroperasi Pesawat Airbus A380 Sudah Didaur Ulang
Airbus A380 dibongkar (Foto: CNN)

NUSADAILY.COM - JAKARTA - Airbus A380 mulai beroperasi belum lama, 18 tahun lalu. Tetapi, pesawat itu akhirnya didaur ulang. Kenapa ya?

Melansir CNN, Minggu (22/1/2023), Airbus A380 baru menjalani debut pada 2005. Airbus 380 diproduksi tidak banyak, hanya sebanyak 251 pesawat. Padahal, rencananya akan terus diproduksi hingga akhir 2021.

Rupanya, pesawat itu dinilai terlalu besar dan terlalu mahal untuk dioperasikan. Pesawat tersebut memiliki empat mesin yang bikin boros bahan bakar. Airbus 380 pun kalah populer dibandingkan jet bermesin ganda yang lebih hemat BBM.

Meski sebagian besar masih terbang dan bangkit usai Covid, beberapa pesawat Airbus A380 dibuang atau didaur ulang. Dengan usia yang baru 18 tahun, kebijakan membuang pesawat atau mendaur ulang terlalu cepat daripada jadwal biasanya pada pesawat penumpang.

"Jelas, Airbus A380 merupakan salah satu pesawat dengan usia pendek yang didaur ulang," kata Geoff Van Klaveren, analis penerbangan di firma penasehat IBA.

"Biasanya, sebuah pesawat komersial diperkirakan akan beroperasi selama 25 tahun sebelum dibongkar," kata dia.

Apalagi, hanya segelintir perusahaan yang mampu mendaur ulang pesawat penumpang terbesar di dunia. Nah, yang paling berpengalaman adalah Tarmac Aerosave. Perusahaan itu berpengalaman mendaur ulang lebih dari 300 pesawat sejak didirikan pada 2007.

Bengkelnya ada di tiga lokasi, yakni di Prancis dan Spanyol. Perusahaan yang sebagian dimiliki oleh Airbus, telah mendaur ulang enam pesawat A380. Saat ini sedang mengerjakan yang ketujuh, yang akan selesai pada bulan Maret.

Tarmac tidak akan mengatakan dengan pasti maskapai mana yang menggunakan A380 ini, tetapi Van Klaveren memperkirakan mereka kemungkinan berasal dari Air France, Singapore Airlines, dan Emirates. Ini bukan pekerjaan mudah.

"Lebih sulit untuk membuang A380 karena pasar suku cadangnya terbatas," katanya.

(roi)