Bank Sentral di Kawasan Teluk Naikkan Suku Bunga, Ada Apa?

Sebagian besar bank sentral negara Teluk memutuskan untuk menaikkan suku bunga setelah The Fed kembali mengerek suku bunga hingga 75 basis poin (bps).

Nov 26, 2022 - 17:23

NUSADAILY.COM - JEDAH - Sebagian besar bank sentral negara Teluk memutuskan untuk menaikkan suku bunga setelah The Fed kembali mengerek suku bunga hingga 75 basis poin (bps).

Kebijakan moneter ketat The Fed tersebut merupakan keempat kalinya berturut-turut di sepanjang tahun ini.

Bila The Fed menaikkan suku bunga demi memerangi lonjakan inflasi AS, maka keputusan suku bunga tinggi negara Teluk didasari oleh pelemahan mata uang kawasan yang dipatok terhadap dolar AS.

BACA JUGA : Rektor UGM Prof. Ova Emilia Diwajibkan Bayar Kerugian Rp29...

Arab Saudi dan Uni Emirat Arab (UEA), dua ekonomi terbesar di kawasan Teluk, memutuskan juga untuk menaikkan suku bunga hingga 75 bps.

Bank sentral Arab Saudi atau SAMA menaikkan suku bunga repo dan reverse repo masing-masing menjadi 4,5 persen dan 4 persen. Sedangkan, suku bunga UEA naik menjadi 3,9 persen.

Tak ketinggalan Bahrain ikut menaikkan suku bunga 75 bps, sementara Qatar menaikkan suku bunga mereka di kisaran 50-75 bps.

Saat ini, Kuwait dan Oman yang belum mengumumkan perubahan atau kenaikan suku bunga.

BACA JUGA : Ketika BI Tak Lagi Haram Diisi Kalangan Politisi

Yang pasti, dampak dari tingkat suku bunga yang lebih tinggi di antara eksportir minyak pada tahun ini diperkirakan masih terbatas.

"Perekonomian GCC (dewan kerja sama untuk negara Arab di Teluk) telah melihat kinerja sektor non-minyak yang kuat tahun ini, meskipun ada kenaikan suku bunga," tutur Kepala Ekonom Abu Dhabi Commercial Bank Monica Malik.

"Kami memprediksi beberapa tantangan yang lebih besar tahun depan karena kenaikan suku bunga berlanjut, meski terjadi kemajuan dengan rencana pembangunan jangka menengah mendukung aktivitas," lanjutnya.

Sebelumnya, IMF menyebut harga minyak yang lebih tinggi kemungkinan akan mengarah pada surplus fiskal dan pertumbuhan cadangan devisa untuk ekonomi teluk tahun ini, yang akan mengurangi kebutuhan pemerintah untuk meminjam.(han)