Bangunan Sekolah yang Nyaris Ambruk Bakal Dibenahi Tahun Ini

Dindik Kota Batu mengkaji biaya perbaikan gedung sekolah satu atap (Satap) Gunungsari, Bumiaji, Kota Batu diperkirakan menelan biaya Rp 500 juta.

Jan 9, 2023 - 12:53
Bangunan Sekolah yang Nyaris Ambruk Bakal Dibenahi Tahun Ini
Bangunan sekolah Satap Gunungsari nyaris ambruk imbas pergerakan tanah. Dindik Kota Batu memperkirakan biaya perbaikan menelan Rp 500 juta.

NUSADAILY.COM-KOTA BATU–Dindik Kota Batu mengkaji biaya perbaikan gedung sekolah satu atap (Satap) Gunungsari, Bumiaji, Kota Batu  diperkirakan menelan biaya Rp 500 juta. Bangunan sekolah itu ambles dan nyaris ambruk lantaran pergerakan tanah pada awal Desember 2022 lalu.

 

Kepala Dindik Kota Batu, Enny Rachyuningsih mengatakan, perbaikan akan dilakukan pada tahun 2023 ini. Menurutnya, ruang guru dan kepala sekolah akan dirobohkan kemudian dibangun ulang. Kedua ruangan itu tak dapat direnovasi karena mengalami rusak berat.

 

"Saat ini dua ruangan yang terkena dampak pergerakan tanah itu terpaksa dikosongi. Ruang guru dan ruang kepala sekolah," tutur Enny.

 

Bangunan sekolah satap Gunungsari itu difungsikan sebagai tempat pembelajaran jenjang SD dan SMP. Meski dua ruangan dikosongkan, aktivitas belajar mengajar tidak sampai terhenti. Para guru dan kepala sekolah juga tidak bisa menempati ruangannya dengan tenang untuk sekadar beristirahat atau menyelesaikan laporan. 

 

Kepala SDN Satap Gunungsari Siti Roihatul Hasanah menuturkan, sebenarnya, ada usulan lain lagi agar dipindah lokasinya dipindah ke tempat lebih aman. Lokasi yang diusulkan berada di Dusun Jantur. Namun jaraknya lebih jauh dari lokasi saat ini.

 

Seperti dikatakan Kepala BPBD Kota Batu Agung Sedayu, bahwa sebenarnya pihaknya lebih merekomendasikan agar bangunan sekolah satu atap itu direlokasi ke tempat yang lebih aman.

 

Pasalnya, berdasarkan hasil kajian PVMBG, BPBD Provinsi dan Geologi UB, kawasan di sana memang tidak direkomendasikan untuk ditempati karena kondisi tanah yang labil. Kawasan itu merupakan kawasan rawan bencana.

 

Namun di sisi lain, hanya di sanalah sekolah satu-satunya di kawasan permukiman petani yang terletak di ketinggian, di lereng Bukit Paralayang itu. Sebagai jalan tengah, BPBD merekomendasikan untuk menata aliran air dengan membuat sumur pelegah.

 

Pengaturan ini penting untuk mengurangi tingkat kejenuhan tanah di sana. Diketahui, kejenuhan tanah ini juga dipengaruhi oleh sumber mata air yang ada di sekitar lereng.

 

''Dengan membuat sumur pelegah ini nanti guna mengatur muka air tanah dan kelembapan tanah. Tapi tetap saja, di wilayah itu memang tidak aman untuk ditempati,'' paparnya.

 

Meski begitu, di beberapa sisi, Agung masih dapat menjamin bangunan di areal sisi utara masih aman untuk difungsikan. Tanah yang labil banyak terjadi di satu sisi saja di bagian selatan.

 

''Tapi nanti akan kita kaji lagi karena intensitas hujan yang tinggi masih berpotensi membuat tanah di sana jenuh. Jadi potensi pergerakan tanah di sana ke depannya masih besar,'' ungkapnya.(oer)