Ayah Korban Tewas Tragedi Kanjuruhan: Anak Saya Dibantai, Diracun

DAY (41) orang tua korban Tragedi Kanjuruhan yang hadir langsung menyaksikan proses autopsi menyebut, kedua anaknya NDR (16) dan NDB (13) dibantai dan diracun.

Nov 26, 2022 - 17:27

NUSADAILY.COM – MALANG - Tim Independen Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia (PDFI) Jawa Timur mulai melakukan autopsi dua jenazah korban Tragedi Kanjuruhan di TPU Dusun Pathuk, Desa Sukolilo, Kecamatan Wajak, Kabupaten Malang, Sabtu (5/11).

DAY (41) orang tua korban Tragedi Kanjuruhan yang hadir langsung menyaksikan proses autopsi menyebut, kedua anaknya NDR (16) dan NDB (13) dibantai dan diracun.

"Saya ingin keterbukaan dan keadilan untuk anak saya. Anak saya dibantai, diracun," kata DAY.

Ia mengungkapkan kondisi anaknya saat meninggal cukup mengenaskan. Wajah dan lehernya membiru, mulut dan telinganya mengeluarkan darah.

BACA JUGA: DAY Ayah Korban Tewas Tragedi Kanjuruhan Histeris Lihat...

"Jangan dibohongi lagi, memang ini gas air mata, jangan bohong lagi," ucapnya.

DAY sempat menangis histeris dan pingsan usai masuk ke tenda tempat autopsi dilakukan.

Kuasa hukum keluarga korban, Imam Hidayat mengatakan melalui autopsi ini dia berharap kliennya mendapatkan keadilan.

"Keadilan harus ditegakkan ini tragedi luar biasa, jangan ada rekayasa, buka seluas-luasnya," kata Imam.

Dengan autopsi ini, dia berharap penyidik bisa menjerat para tersangka dengan pasal pembunuhan dan pembunuhan berencana Pasal 338 dan 340 KUHP. Bukan cuma Pasal 359 dam 360 KUHP tentang kelalaian.

"Dengan autopsi ini kami berharap semua bisa terang benderang," ujarnya.

BACA JUGA: Hari Ini Komnas HAM Laporkan Hasil Investigasi Tragedi Kanjuruhan ke Mahfud Md

Mengutip CNN Indonesia, Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) Tragedi Kanjuruhan yang dipimpin Menko Polhukam Mahfud MD telah menyerahkan laporan hasil investigasinya ke Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Jumat (14/10).

Mahfud mengatakan TGIPF menyimpulkan gas air mata sebagai pemicu utama kepanikan berujung tewasnya 135 orang yang mayoritas suporter AremaFC atau Aremania.

"Yang mati dan cacat serta sekarang kritis dipastikan setelah terjadi desak-desakan setelah gas air mata yang disemprotkan," kata Mahfud dalam jumpa pers di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat siang.(lna)