Awas! Ini 4 Bahaya Vape Bagi Kesehatan Paru-paru

Vape adalah alat yang pemanas cairan menjadi gumpalan aerosol (uap) untuk dihirup ke dalam paru-paru.

Dec 24, 2022 - 07:55
Awas! Ini 4 Bahaya Vape Bagi Kesehatan Paru-paru
Ilustrasi vape

NUSADAILY.COM – JAKARTA - Vape atau rokok elektrik kerap kali disebut sebagai solusi bagi mereka yang ingin berhenti merokok konvensional. Padahal, keduanya sama-sama berbahaya dan bisa memberi dampak pada organ tubuh, termasuk paru-paru. Lantaran dasarnya sudah miskonsepsi seperti ini, banyak orang yang akhirnya kerap mengabaikan dampak vape pada paru-paru.

Dikutip dari laman Kementerian Kesehatan (Kemenkes RI), vape adalah alat yang pemanas cairan menjadi gumpalan aerosol (uap) untuk dihirup ke dalam paru-paru. Berbeda dengan rokok konvensional yang membakar tembakau untuk menghasilkan asap. Cairan dalam produk vape mengandung berbagai kombinasi bahan, termasuk nikotin, zat kimia lain, perasa, dan bersifat racun.

BACA JUGA : Cegah Rokok Ilegal, Satpol PP Sosialisasikan Bidang Cukai...

"Dalam 24 hingga 36 bulan terakhir, saya telah melihat lonjakan jumlah pasien yang melakukan vape," lapor Broderick Ahli bedah kanker paru-paru Hopkins, Stephen BroderickDampak Vape pada Paru-paru

Berikut sederet dampak vape bagi paru-paru yang perlu diwaspadai.

1. "Popcorn Lung"

"Popcorn lung" atau dikenal bronchiolitis obliterans (BO), merupakan suatu kondisi langka yang diakibatkan oleh kerusakan saluran udara kecil paru-paru. BO awalnya ditemukan saat pekerja pabrik popcorn mulai sakit. Pelakunya adalah diacetyl, bahan tambahan makanan yang digunakan untuk mensimulasikan rasa mentega dalam popcorn microwave.

BACA JUGA : Persiapan Pesta Malam Tahun Baru, Bea Cukai Jerman Sita...

Diacetyl sering ditambahkan ke e-liquid vape untuk meningkatkan rasa. Menghirup diacetyl menyebabkan peradangan dan jaringan parut permanen di cabang terkecil saluran udara paru-paru yang membuat sulit bernapas. Popcorn lung tidak memiliki pengobatan yang bertahan lama. Adapun gejalanya meliputi:

  • Batuk
  • Mengi
  • Sakit dada
  • Sesak napas

2. Pneumonia Lipoid

Berbeda dengan pneumonia klasik yang disebabkan oleh infeksi, pneumonia lipoid berkembang ketika asam lemak (bahan penyusun lemak) masuk ke paru-paru. Pneumonia lipoid terkait vaping adalah hasil dari menghirup zat berminyak yang ditemukan dalam e-liquid, memicu respons inflamasi di paru-paru.

Gejala pneumonia lipoid meliputi:

  • Batuk kronis
  • Sesak napas
  • Batuk darah atau lendir bercampur darah

"Tidak ada pengobatan yang baik untuk pneumonia lipoid, selain perawatan suportif, sementara paru-paru sembuh dengan sendirinya," kata Broderick.

"Satu-satunya hal terpenting yang dapat Anda lakukan adalah mengidentifikasi apa penyebabnya," lanjutnya.

3. Pneumotoraks Spontan Primer

Pneumotoraks spontan primer atau paru-paru kolaps, terjadi ketika ada lubang di paru-paru tempat keluarnya oksigen. Ini bisa jadi akibat cedera, seperti luka tembak atau pisau, maupun ketika gelembung udara di bagian atas paru-paru pecah dan menimbulkan robekan kecil.

Merokok dan vaping kerap dikaitkan dengan peningkatan risiko pecahnya lepuh atau gelembung udara tersebut, sehingga menyebabkan kolaps paru-paru.

"Kami selalu bertanya apakah mereka merokok, dan mereka sering berkata, 'Tidak, saya tidak merokok. Tapi saya melakukan vape.' Sekarang kami memberitahu pasien untuk tidak merokok atau vape jika mereka ingin menghindari kolaps paru dan operasi di masa mendatang," imbuhnya lagi.

Tanda-tanda paru-paru yang kolaps meliputi:

  • Nyeri dada atau bahu yang sangat amat
  • Sesak napas
  • Sulit bernafas

Perawatan oksigen dan istirahat mungkin adalah satu-satunya yang dibutuhkan untuk menyembuhkan paru-paru yang kolaps. Tetapi kasus yang lebih lanjut membutuhkan selang dada untuk mengalirkan oksigen yang bocor dari rongga tubuh, atau melakukan pembedahan untuk memperbaiki lubang di paru-paru.

4. Kanker Paru-paru?

Vape kemungkinan bisa meningkatkan risiko kanker. Mengingat vape mengandung sejumlah bahan kimia yang bisa masuk ke dalam paru-paru. Meskipun begitu, sampai saat ini masih membutuhkan penelitian lebih lanjut.

"Kita tahu bahwa merokok tembakau memaksa partikel kecil untuk disimpan jauh di dalam pohon bronkial dan dapat menyebabkan perkembangan kanker. Hal yang sama mungkin berlaku untuk vaping," kata Broderick.(ros)