Apa Dampak Tidur Terlalu Lama? Salah Satunya Bikin Berat Badan Naik

Umumnya, Centers for Disease Control and Prevention (CDC) merekomendasikan waktu tidur yang baik untuk orang dewasa adalah 7-9 jam, remaja 8-10 jam, dan 14-17 jam untuk bayi yang baru lahir.

Apa Dampak Tidur Terlalu Lama? Salah Satunya Bikin Berat Badan Naik
Ilustrasi Tidur. [pexels.com]

NUSADAILY.COM – JAKARTA - Kualitas tidur yang baik adalah indikator penting untuk menjaga kesejahteraan fisik dan mental seseorang.

Dikutip dari laman Live Science, Dr Guy Meadows pimpinan klinis dan salah satu pendiri di Sleep School menjelaskan tidur adalah cara alami agar manusia mengisi ulang, memperbaiki, bahkan mendetoks tubuh dan pikiran kita dari tekanan hari sebelumnya.

Umumnya, Centers for Disease Control and Prevention (CDC) merekomendasikan waktu tidur yang baik untuk orang dewasa adalah 7-9 jam, remaja 8-10 jam, dan 14-17 jam untuk bayi yang baru lahir.

Namun, jika tubuh dalam kondisi yang tak baik, merasa stres atau sakit seseorang mungkin perlu waktu tidur lebih banyak dari biasanya.

Tapi, apa yang akan terjadi jika seseorang tidur terlalu lama? Ini jawabannya!

Dampak Tidur Terlalu Lama
Theresia Schnorback seorang psikolog dan ilmuwan tidur mengatakan ya, seseorang bisa tidur dalam jangka yang lama. Terlebih ketika tubuh sedang berjuang melawan penyakit. Namun kita tidak disarankan untuk tidur terlalu sedikit ataupun terlalu lama.

Menurut Sleep Foundation, tidur terlalu lama didefinisikan sebagai tidur lebih dari sembilan jam. Waktu itu menurut sebagian besar ahli termasuk waktu yang berlebihan untuk orang dewasa. Bila tidur terlalu lama, setidaknya ada 5 dampak yang mungkin detikers rasakan, yaitu:

1. Mengalami gangguan tidur

Theresia menjelaskan tidur berlebihan sering dikaitkan dengan gangguan fisik atau mental seperti depresi dan efek samping dari obat.

"Efek yang mungkin terkait dengan tidur berlebihan berkaitan dengan penyakit diabetes, jantung, obesitas, dan penyakit mental," katanya.

Tidur terlalu lama juga berkaitan dengan kondisi yang dinamakan hipersomnia atau kebalikan dari insomnia. Kondisi ini terjadi ketika seseorang bangun terlalu siang dan terus mengantuk di siang hari.

"Hipersomnia ditandai dengan rasa kantuk yang berlebihan di siang hari di mana Anda mungkin merasakan keinginan untuk tidur lebih lama dari yang Anda butuhkan namun tetap merasa lelah saat bangun," ujar Meadows menambahkan.

Hipersomnia dapat bersifat primer dan sekunder. Primer berarti tidak ada penyebab yang dapat diidentifikasi, sedangkan sekunder berarti ada korelasi dengan kondisi medis lainnya. Seperti masalah kesehatan mental, obat-obatan, dan jadwal kerja shift malam yang berkelanjutan.

2. Gangguan fungsi otak

Tidur terlalu lama juga berdampak buruk pada otak menurut sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal Sleep. Ahli saraf di Brain and Mind Institute Western University menemukan bahwa terlalu lama tidur dapat mengurangi kemampuan kognitif dan keterampilan penalaran.

3. Bertambahnya berat badan

Sebuah studi yang dipublikasikan dalam jurnal Sleep menemukan bahwa orang yang tidur lebih lama mungkin akan menjadi gemuk dalam periode waktu enam tahun dibandingkan mereka yang tidur normal.

Hubungan antara waktu tidur dan obesitas bahkan sama ketika asupan makanan dan olah raga diperhitungkan.

4. Depresi dan kesehatan mental

Dampak selanjutnya dari tidur terlalu lama adalah timbulnya gejala depresi dan kecemasan yang dapat memperburuk keadaan. Studi menemukan bahwa mereka yang tidur lebih lama memiliki tingkat depresi yang lebih tinggi.

5. Gejala kesehatan lain

Salah satu faktor yang membuat seseorang tidur terlalu lama berkaitan dengan gaya hidup. Studi telah menemukan bahwa terlalu banyak tidur dapat berperan dalam peningkatan peradangan di tubuh.

Jangka panjangnya, akan menimbulkan peningkatan risiko berbagai kesehatan dari diabetes hingga alzheimer.

Untuk itu, Meadows menyarankan agar seseorang bisa menjalani gaya hidup yang sehat agar tidur bisa lebih berkualitas. Salah satu caranya adalah dengan tidak lebih dari dua hingga tingga minuman berkafein per-harinya.

Cobalah untuk beralih ke alternatif minuman herbal atau kopi tanpa kafein. Jangan lupa untuk bergerak, namun pastikan beri jeda dua jam setelah kegiatan sebelum akhirnya tidur. Hal itu agar tidur lebih baik dan nyenyak karena suhu tubuh menjadi dingin.

Theresia juga menambahkan untuk tak ragu dalam mengunjungi dokter atau ahli kesehatan ketika tidur terlalu berlebihan. Karena itu bisa jadi sebuah gejala dari masalah kesehatan fisik atau mental.(eky)