Analisis Direktur Lembaga Survei LSI Denny JA tentang Duet Dewanti-Dewa di Pilkada Kota Malang
Jika Anton bisa maju, kata Sopa, tentunya calon lain harus bekerja keras untuk memenangkan pertarungan itu. Mengingat, menurut catatan LSI, elektabilitas Anton masih tinggi dibandingkan dengan yang lain.
NUSADAILY.COM – MALANG – Pendaftaran kontestan pemilukada Kota Malang rencananya masih akan dibuka pada 27 Agustus mendatang. Namun suhu politik mulai menghangat berseiring dengan munculnya beberapa nama yang sudah diwacanakan berpasangan.
Mantan Walikota Sutiaji misalnya, diwacakan oleh DPD Partai Demokrat akan tetap bergandengan dengan Sofyan Edy Jarwoko, wakilnya di periode sebelumnya.
Bahkan, Ketua Demokrat M. Imron, sudah merancang tagline pasangan ini, “timbang mumet mending pancet.”
Hal yang tak jauh beda dilakukan oleh PKB, sejak awal, partai besutan Gus Dur ini sudah menimang-nimang H. Moh. Anton sebagai cawalkot yang akan disandingkan dengan salah satu kadernya.
Bagaimana dengan PKS, Ketua PKS Kota Malang H. Joko Ernanto menyebut sudah melakukan komunikasi intensif dengan Wahyu Hidayat, PJ Walikota saat ini. “Tapi itu baru sebatas komunikasi awal,” terang Joko.
Sementara PDIP, dikabarkan akan menggandeng NasDem memasangkan Dewanti-Dewa.
Sedangkan Gerindra, bisa saja usung Moreno, mengingat pernyataan Ketua KPU RI Hasyim Asy’ari, caleg terpilih tidak harus mundur jika maju sebagai cakada.
Adalah Adrian Sopa, Direktur LSI Denny JA, memberikan uraian tentang peluang para kandidat yang berpotensi maju di pilkada Kota Malang.
Jika Anton bisa maju, kata Sopa, tentunya calon lain harus bekerja keras untuk memenangkan pertarungan itu. Mengingat, menurut catatan LSI, elektabilitas Anton masih tinggi dibandingkan dengan yang lain.
“Pertanyaannya, apakah Anton bisa maju, atau malah kandas akibat aturan yang diterbitkan MK,” kata Sopa.
Jika Anton tak bisa maju, tentunya kekuatan para kontestan hampir merata.
“Sutiaji mantan walikota Malang, Dewanti mantan walikota Batu, Wahyu PJ saat ini dan Moreno Anggota DPR RI yang keterpilihannya juga sangat bagus,” imbuh Sopa.
Untuk menganalisa menentukan pemenangnya, memang agak sulit, harus terjun survei langsung, tidak bisa hanya lewat kira-kira.
“Cuma satu hal yang harus digaris bawahi, Anton berpihak ke siapa saat dia tak bisa maju. Kalau menurut saya kok kayaknya Anton akan merapat ke Dewa kalau melihat kedekatnnya dengan Pak Rendra,” kata Sopa.(wan)