Anak-anak yang Dideportasi di Sankt Peter-Ording Diduga Alami Kekerasan Psikologis dan Fisik

Menurut sebuah penyelidikan, anak-anak di sanatorium Sankt Peter-Ording dilecehkan. Selain itu, mereka juga mendapat hukuman, pemenjaraan, paksaan untuk makan.

Oct 13, 2022 - 22:38
Anak-anak yang Dideportasi di Sankt Peter-Ording Diduga Alami Kekerasan Psikologis dan Fisik
anak-anak di Sankt Peter-Ording diduga alami kekerasan

NUSADAILY.COM – SANK PETER-ORDING - Menurut sebuah penyelidikan, anak-anak di sanatorium Sankt Peter-Ording dilecehkan. Selain itu, mereka juga mendapat hukuman, pemenjaraan, paksaan untuk makan. Namun, tidak ada bukti akan adanya kekerasan sistematis karena alasan ideologis.

Melansir Spiegel.de, dari tahun 1950-an, jutaan anak laki-laki dan perempuan dikirim ke sanatorium anak-anak di Sankt Peter-Ording. Hanya dalam beberapa tahun terakhir banyak dari mereka membuat tuduhan serius terhadap staf. Christian-Albrechts-University di Kiel (CAU) kini telah lakukan menyelidiki adanya penganiayaan terhadap anak-anak itu.

Menurut hasil penelitian tersebut, mantan anak yang dideportasi sangat sering melaporkan adaanya kekerasan fisik. Seperti hukuman fisik, pemenjaraan, perampasan makanan atau pemaksaan makan. Studi ini didasarkan pada beberapa ribu halaman bahan arsip, sepuluh wawancara individu dan juga dari beberapa ratus kuesioner dari survei eksternal.

Orang-orang yang terkena dampak kekerasan itu sering menyebutkan adanya kekerasan psikologis dalam wawancara, ujarnya. Ini termasuk penghinaan, mempermalukan, meremehkan atau larangan. Selain itu, kekerasan seksual atau kerja paksa juga disebutkan.

Baca juga: Abaikan Peringatan Rusia, Sekjen NATO Bakal Adakan Latihan Pencegahan Nuklir Rutin Tahunan

Menurut Helge-Fabian Hertz dari Seminar Sejarah di CAU, tindakan kekerasan itu bertujuan untuk memberikan perawatan dari sudut pandang mereka yang bertanggung jawab pada saat itu. Larangan kontak dengan orang tua, yang termasuk dalam kekerasan psikologis, dimaksudkan untuk mengurangi kerinduan.

Penyembuhan anak-anak akibat perang, berlangsung tiga sampai enam minggu, dimulai tak lama setelah perang untuk memberikan anak-anak bunker untuk istirahat. Pada masa kejayaan deportasi pada 1950-an dan 1960-an, ada sekitar 30 rumah di Sankt Peter-Ording. Penelitian ini didasarkan pada total sekitar 325.000 anak-anak yang mengunjungi tempat Frisia Utara untuk penyembuhan.

Baca juga: Duh! 41 Kasus Infeksi Dilaporkan dalam Putaran Epidemi...

Menurut berbagai perhitungan, jumlah anak yang dikirim ke resor kesehatan dari tahun 1945 hingga 1990 diperkirakan enam hingga delapan juta atau bahkan dua belas juta untuk semua negara bagian Republik Federal Jerman pada waktu itu.(jrm3/lal)