Aliansi Jurnalis Desak Dewan Pers untuk Buat Satgas Khusus Anti Kekerasan Terhadap Jurnalis

"Tentu kita berharap ke dewan pers bisa membuat satgas antikekerasan jurnalis terkait kasus ini, terkait kasus yang dialami bang Victor, karena skalanya ini sudah cukup masif dan membahayakan keselamatan jiwa," kata Sasmito dalam konferensi pers, Selasa (24/1).

Jan 26, 2023 - 17:33
Aliansi Jurnalis Desak Dewan Pers untuk Buat Satgas Khusus Anti Kekerasan Terhadap Jurnalis
Ilustrasi aksi solidaritas wartawan mengecam kekerasan terhadap jurnalis.

NUSADAILY.COM - JAKARTA - Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia mendesak Dewan Pers untuk membuat satuan tugas (Satgas) khusus anti kekerasan terhadap jurnalis.

Desakan itu diungkapkan Ketua Umum AJI Sasmito setelah ada dugaan teror bom di samping rumah jurnalis senior Papua, Victor Mambor, pada Senin (23/1).

"Tentu kita berharap ke dewan pers bisa membuat satgas antikekerasan jurnalis terkait kasus ini, terkait kasus yang dialami bang Victor, karena skalanya ini sudah cukup masif dan membahayakan keselamatan jiwa," kata Sasmito dalam konferensi pers, Selasa (24/1).

Sasmito juga menuntut negara untuk melindungi keselamatan jurnalis. Dia menyebut negara bisa memaksimalkan fungsi Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) dan kepolisian dalam upaya tersebut.

"Negara wajib memberi perlindungan jangan sampe ada serangan-serangan lanjutan, ada beberapa lembaga yang bisa dimaksimalkan bisa dari Polri atau LPSK biar enggak ada serangan lanjutan pasca serangan bom," ujarnya.

BACA JUGA : Ledakan Terjadi di Dekat Rumah Jurnalis Senior Papua, Ini...

Di satu sisi terkait dugaan teror bom terhadap Victor di Jayapura, AJI Indonesia bakal mendorong upaya perlindungan LPSK terhadap jurnalis senior tersebut."Itu mungkin bisa salah satu opsi pertimbangan apakah kita kan menghubungi LPSK atau LPSK yang aktif menawarkan perlindungan pada kasus sebelumnya," ujarnya.

Dia juga berharap polisi bisa mengusut tuntas dugaan teror bom terhadap jurnalis tersebut. Menurutnya, teror itu membuat nyawa jurnalis terancam.

"AJI mendesak kasus ini menjadi kasus yang terakhir supaya ditindak lanjuti agar ditelusuri oleh kepolisian dibawa ke jaksa," ujarnya.

Dalam kasus ini, Victor mengaku menyerahkan advokasi pada LBH Jayapura dan AJI. Dia berkata akan mengikuti langkah yang akan dilakukan AJi dan LBH Jayapura. Sementara ini, dia akan tetap waspada.

"Kalau soal pendampingan LPSK saya serahkan pada kawan kawan AJI Jayapura. Saya ikut tindakan mereka," ujar Victor dalam kesempatan yang sama.

Pelaku tak terlihat jelas di rekaman CCTV yang ada

Sementara itu, Polda Papua mengaku tengah menyisir sejumlah CCTV guna mengusut dugaan teror bom di samping rumah jurnalis Victor Mambor.

Kabid Humas Polda Papua Kombes Ignatius Benny Prabowo mengatakan berdasarkan hasil pemeriksaan awal, aksi pelemparan bom itu terekam oleh CCTV di sekitar lokasi.

Hanya saja, kata dia, dalam rekaman tersebut tidak terlihat jelas pelaku pelemparan bom tersebut. Oleh karena itu kepolisian pun masih berupaya mengidentifikasi pelaku teror itu.

"Tim perlu melakukan identifikasi lebih mendalam serta mengumpulkan bukti pendukung lainnya berupa keterangan saksi dan sebagainya," ujarnya dalam keterangan tertulis, Rabu (25/1).

Ignatius mengatakan tim identifikasi dari Satreskrim Polresta Jayapura Kota juga telah rampung melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) kasus ledakan yang terjadi di Kompleks Bak Air Angkasa, Jayapura tersebut.

Kendati demikian, pihaknya masih belum mengetahui jenis bom atau bahan peledak yang digunakan dalam aksi teror itu. Ignatius menjelaskan seluruh bukti tengah diperiksa di Laboratorium Forensik Polda Papua.

Sementara itu, Kapolresta Jayapura Kota Kombes Victor D Mackbon menjelaskan pihaknya telah memeriksa sejumlah saksi yang berada di sekitar TKP kejadian.

"Supaya terang kejadian sebenarnya dan siapa yang bertanggung jawab kami masih akan mendalaminya melalui penyelidikan lebih lanjut," tuturnya.

Sebelumnya, Victor mengungkapkan kronologi detik-detik menjelang bom meledak di samping rumahnya di Jayapura pada Senin (23/1).

Victor bercerita dia terbangun dari tidur sekitar pukul 02.00 WIT dini hari. Dia pun keluar rumah dan membuka laptop untuk mengerjakan sesuatu. Setelah itu, Victor kembali memasuki rumah untuk menonton televisi (TV) sekitar pukul 04.00 WIT.

BACA JUGA : 5 Wartawan Surabaya Dikeroyok Belasan Preman saat Lakukan...

Beberapa menit kemudian, Victor mendengar suara motor menuju rumahnya. Suara motor itu, kata Victor, berhenti beberapa menit. Lalu motor kembali bersuara meninggalkan rumahnya.

Tak lama setelah motor pergi, bom pun meledak sekitar pukul 04.20 WIT, usai azan Subuh berkumandang. Victor menyebut suara dari ledakan itu sangat besar dan membuat rumahnya bergetar.

"Saya dengar orang starter motor, motor matic. Terus jalan motornya. Kalau matic kan langsung jalan. Tidak sampai satu menit setelah dia jalan itu meledak itu," kata Victor dalam konferensi pers daring, Selasa (24/1).

"Suaranya besar sekali saya juga kaget tidak seperti petasan, atau tembakan. Ini dekat sekali bunyinya," imbuhnya.

Mengutip dari Antara, dari bukti rekaman CCTV yang terpasang terlihat sekilas sebuah sepeda motor yang melintasi di samping rumah pengurus Majelis Pertimbangan Organisasi AJI Jayapura itu

Bom meledak di pinggir jalan berjarak sekitar tiga meter dari dinding rumah Victor Mambor yang terletak di Kelurahan Angkasapura, Distrik Jayapura Utara, Kota Jayapura.

Sebagai catatan, itu bukanlah teror pertama yang dialami Victor. Sebelumnya, terjadi teror pada jurnalis senior itu pada 21 April 2021 yang mengakibatkan mobil Isuzu D-Max miliknya dirusak orang tidak dikenal.(lal)