Aktivis Perempuan Kecam Ibu Jual Anak ke Kepala Sekolah

Sep 4, 2024 - 15:11
Aktivis Perempuan Kecam Ibu Jual Anak ke Kepala Sekolah
: Arita Aprilicyana. (istimewa/Ig Arita Aprilicyana).

NUSADAILY.COM - SUMENEP - Kasus penjualan anak yang melibatkan seorang ibu dan kepala sekolah di Kabupaten Sumenep telah menimbulkan keprihatinan mendalam dari aktivis perempuan dan Puteri Pemberdayaan Perempuan Kabupaten Sumenep, Arita Aprilicyana. Kasus ini dianggap sebagai noda serius dalam dunia pendidikan dan menandai adanya krisis moral yang mengkhawatirkan di kalangan pendidik.

 

Arita Aprilicyana menyatakan bahwa kepala sekolah, yang seharusnya menjadi panutan moral dan penjaga integritas di masyarakat, justru melanggar tanggung jawabnya sebagai pelindung dan pembimbing generasi muda.

 

"Tindakan menjual anak ini bukan hanya tidak bermoral, tetapi juga merupakan pelanggaran serius terhadap hak asasi anak," kata Arita, Rabu 04 September 2024.

 

Menurut Arita, tindakan tegas dan hukuman berat terhadap para pelaku sangat penting. Ia menegaskan bahwa pelaku yang terlibat dalam kasus ini harus dihukum sesuai dengan undang-undang yang berlaku untuk memberikan efek jera dan mencegah terulangnya kasus serupa di masa depan.

 

"Hukuman yang setimpal harus diberikan agar ada efek jera dan untuk mencegah terulangnya kasus serupa," imbuh Arita, menegaskan.

 

Lebih jauh, Arita mendesak Dinas Pendidikan Kabupaten Sumenep untuk segera melakukan reformasi dalam sistem pengawasan dan seleksi pendidik.

 

Ia menyarankan agar dilakukan evaluasi ketat terhadap kepala sekolah dan guru guna memastikan bahwa mereka memiliki komitmen yang kuat dalam melindungi dan mendidik anak-anak.

 

"Kita semua memiliki tanggung jawab untuk menjaga integritas lembaga pendidikan. Pemerintah, komunitas, dan lembaga pendidikan harus bekerja sama menciptakan lingkungan yang aman bagi anak-anak," jelasnya.

 

Arita berharap bahwa kasus ini dapat menjadi peringatan bagi semua pihak untuk lebih waspada dan proaktif dalam melindungi hak-hak anak serta menjaga martabat dunia pendidikan.

 

Ia menekankan bahwa anak-anak adalah masa depan bangsa dan tidak boleh menjadi korban dari tindakan keji serta tidak bertanggung jawab seperti ini.

 

"Kita tidak boleh membiarkan anak-anak menjadi korban dari tindakan-tindakan yang tidak manusiawi. Mereka adalah masa depan kita dan harus dilindungi dengan sebaik-baiknya," tandas mahasiswi Unija ini. (nam/wan)