Adu Sakti PDIP Lawan Jokowi-Prabowo di ‘Pertempuran’ Terakhir Pilgub Jateng

Di sisi lain, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri turun langsung mengkonsolidasikan kader banteng di Semarang beberapa waktu lalu. Megawati hadir ditemani putrinya sekaligus Ketua DPR, Puan Maharani.

Nov 13, 2024 - 09:08
Adu Sakti PDIP Lawan Jokowi-Prabowo di ‘Pertempuran’ Terakhir Pilgub Jateng
Foto: CNNIndonesia.com

NUSADAILY.COM – JAKARTA - Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jawa Tengah 2024 dinilai menjadi pertempuran akhir PDIP dengan Joko Widodo (Jokowi) dan Presiden Prabowo Subianto.

PDIP menjagokan duet Andika Perkasa-Hendrar Prihadi, sedangkan Jokowi dan Prabowo sama-sama mendukung pasangan Ahmad Luthi-Taj Yasin.

Luthfi-Taj Yasin salah satu calon kepala daerah yang menghadap Jokowi ketika sudah lengser dari kursi presiden. Terbaru pasangan nomor urut 2 itu mendapat endorse dari Prabowo.

Ketua Umum Partai Gerindra itu mengajak masyarakat Jateng memilih Luthfi-Taj Yasin. Prabowo percaya jagoannya itu bisa memimpin Jateng.

Di sisi lain, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri turun langsung mengkonsolidasikan kader banteng di Semarang beberapa waktu lalu. Megawati hadir ditemani putrinya sekaligus Ketua DPR, Puan Maharani.

Direktur Arus Survei Indonesia (ASI), Ali Rif'an menilai Pilgub Jateng bukan hanya pertarungan antara tiga kekuatan presiden. Menurutnya, Pilgub Jateng kali ini akan menjadi palagan terakhir PDIP mempertahankan 'Kandang Banteng'.

Setelah keok di Pilpres lalu, kata Ali, PDIP akan mati-matian menjaga wilayah yang menjadi basis elektoral mereka. Apalagi dengan melihat rekam jejak calon mereka yang selama ini tak pernah kalah meski dinilai tidak popular.

"Tapi kalau misalkan di Pilgub Jateng kali ini kalah dengan Luthfi maka runtuh sudah kandang banteng luar biasa," katanya.

Ali menilai ke depan pertarungan antara dua poros itu akan ditentukan seberapa besar mereka menarik suara undecided voters yang masih tinggi. Survei Litbang Kompas mencatat undecided voters di Jateng berada di angka 43,1 persen.

Menurut Ali, pertarungan Andika-Hendi dan Luthfi-Taj ke depan bukan saja pertarungan pengaruh, namun juga akan ditentukan beberapa faktor lain seperti gagasan maupun diferensiasi.

"Jadi political marketingnya harus diperkuat di sana. Jadi pertarungannya tidak hanya pengaruh, tapi juga pertarungan gagasan dan diferensiasi. Apa program yang genuin, yang membumi, itu yang akan menarik 40 persen," katanya.

Nilai strategis Jateng pun tinggi. Jika menang, Andika potensial untuk maju di Pilpres 2029.

"Indikasi bahwa Andika menang itu berbahaya bagi Presiden Prabowo di 2029. Andika menang itu berpotensi menjadi lawan Prabowo Subianto," ujar Ali.

Meski menjadi poros tunggal karena hanya diusung PDIP, Andika-Hendi bukan tanpa perlawanan. Keduanya bahkan kini unggul di sejumlah hasil survei meski hanya tipis. Sementara, Luthfi-Yasin yang didukung mayoritas partai kecuali PDIP, masih menempel ketat.
Survei Litbang Kompas pada 15 Oktober-20 Oktober 2024, mencatat elektabilitas Andika-Hendi sebesar 28,8 persen atau hanya selisih 0,7 persen dari Luthfi-Yasin sebesar 28,1 persen.

Sedangkan, dalam survei SMRC yang dilakukan pada 17-22 Oktober 2024, Andika-Hendi unggul dengan 48,1 persen. Sementara pasangan Luthfi-Taj Yasin meraih 47,5 persen.

Hasil berbeda ditunjukkan survei Poltracking pada 8-17 September. Ahmad Luthfi-Taj Yasin memperoleh elektabilitas  52,2 persen. Sementara pasangan Andika Perkasa-Hendrar Prihadi hanya 31,4 persen.

Pengajar FISIP UIN Jakarta, Bakir Ihsan meyakini PDIP masih memiliki peluang besar di Pilkada Jateng. Meski sejumlah hasil survei kini relatif imbang, Bakir menyebut calon PDIP sebetulnya memulai kontestasi belakangan atau setelah Luthfi.

Artinya, dengan hasil saat ini, Andika-Hendi masih berpeluang besar mengungguli lawan mereka hingga pemungutan suara 27 November mendatang.

"Tapi dari titik mulainya, PDIP itu belakangan. Saya kira ini bentuk pencapaian yang melampaui, dari segi waktu misalnya calon yang diusung KIM Plus itu kan lebih awal kampanyenya. Artinya PDIP memiliki langkah yang lebih cepat," kata Bakir, Senin (11/11).

Dengan catatan elektabilitas itu, Bakir menilai jagoan PDIP sebetulnya tinggal menjaga ritme momentum elektoral hingga bisa dikonversi menjadi kemenangan. Apalagi di sisi lain, tren elektabilitas itu telah dibaca sebagai sinyal mengkhawatirkan bagi Luthfi-Yasin.

Bakir membaca, pernyataan dukungan Prabowo kepada Luthfi-Yasin sebagai upaya mereka melawan momentum elektoral Andika-Hendi.

"Kenapa misalnya, Prabowo harus mengampanyekan dukungannya buat Luthfi. Itu menandakan satu hal yang mengkhawatirkan sehingga perlu bantuan keterlibatan presiden untuk mengkampanyekan," ujarnya.

Langkah Prabowo memberikan dukungan langsung ke Luthfi-Taj Yasin menuai kritik. Anggota Komisi II DPR, Deddy Yevry Sitorus mengingatkan Prabowo harus cuti jika ingin ikut berkampanye di Pilkada serentak 2024.

Deddy tak mempermasalahkan endorsement atau rekomendasi Prabowo kepada Luthi-Yasin. Namun, dia ingin hal itu dilakukan sesuai mekanisme prosedur yang telah diatur.

"Istana mengatakan tidak ada larangan presiden kampanye, oh iya betul. Tapi UU kita mensyaratkan kalau mau kampanye harus cuti. Jadi, Jubir Istana ini enggak ngerti UU," kata Deddy dalam rapat Komisi II DPR dengan Kemendagri, Senin (11/11).(han)