Adidas Bakal Rugi Rp 19 T Usai Putus Kontrak dengan Kanye West

Adidas belum lama ini memutuskan kontraknya dengan rapper kenamaan dunia, Kanye West. Namun sayangnya, langkah ini berpotensi membuat perusahaan pakaian olahraga asal Jerman ini rugi hingga 1,2 miliar euro atau sekitar Rp 19,46 triliun (kurs Rp 16.220/euro).

Feb 23, 2023 - 06:00
Adidas Bakal Rugi Rp 19 T Usai Putus Kontrak dengan Kanye West
Kanye West (Getty Images)

NUSADAILY.COM – JAKARTA - Adidas belum lama ini memutuskan kontraknya dengan rapper kenamaan dunia, Kanye West. Namun sayangnya, langkah ini berpotensi membuat perusahaan pakaian olahraga asal Jerman ini rugi hingga 1,2 miliar euro atau sekitar Rp 19,46 triliun (kurs Rp 16.220/euro).

Adidas dan Kanye West telah berkolaborasi sejak 2013 silam dan meluncurkan sepatu olahraga Yezzy. Akan tetapi pada akhir tahun lalu, kerja sama itu terhenti salah satunya karena dipicu oleh serangkaian komentar antisemit yang dilontarkan oleh rapper tersebut.

Dilansir dari Market Watch, Selasa (22/2/2023), saat ini perusahaan tengah menimbang opsi menyangkut pemanfaatan dari inventaris Yeezy yang tersisa. Pihaknya bahkan telah memperhitungkan dampak kerugian apabila tidak menjual produk tersebut.

Adidas memproyeksikan penurunan pada laba operasionalnya sekitar 500 juta euro atau setara Rp 8,1 triliun apabila memutuskan untuk berhenti menjual produk tersebut. Pendapatannya juga akan turun hingga 1,2 miliar euro atau setara Rp 19,46 triliun.

Tidak hanya itu, bahkan saham Adidas yang terdaftar di bursa Amerika Serikat (AS) turun 5% pada hari Selasa kemarin, dan turun 44% dalam 12 bulan terakhir.

Lembaga pemeringkat, Standard & Poor (S&P), juga pada Selasa kemarin menurunkan peringkat kredit Adidas, mengacu pada metrik kredit yang memburuk pada lini produk Yeezy pasca penghentian kemitraan Adidas dengan Kanye West.

Peringkat turun menjadi A-/A-2 dari A+/A-1. S&P juga menyebut prospeknya negatif, yang berarti peringkat kredit Adidas dapat turun lagi dalam jangka menengah. Dengan demikian, prospek masa depan perusahaan melemah.

Produk Yeezy memang memberikan sumbangsih yang cukup besar bagi Adidas. Pada 2021, Yeezy menyumbang sekitar 5% dari total penjualan di tahun itu. Bahkan pada 2022, perusahaan mengharapkan sumbangsih tersebut meningkat capai 7%.

Di sisi lain, Adidas juga harus menghadapi tekanan kompetitif di pasar utamanya, China, yang mana menyumbang 15,5% dari total penjualan dalam sembilan bulan hingga 30 September lalu. Tidak hanya itu, Adidas juga harus menghadapi menyusutnya permintaan konsumen di negara-negara Barat.

"Tahun 2023 akan menjadi tahun transisi untuk menetapkan dasar untuk kembali menjadi perusahaan yang tumbuh dan menguntungkan. Kami akan memberikan fokus penuh pada konsumen, atlet, mitra ritel, dan karyawan kami," ujar CEO Adidas Bjørn Gulden dalam keterangan tertulis di website resmi Adidas, dikutip Selasa (22/2/2023).

"Adidas memiliki semua bahan untuk menjadi sukses: Merek yang hebat, orang-orang hebat, mitra yang luar biasa, dan infrastruktur global yang tidak ada duanya. Kita perlu menyatukan kembali potongan-potongan itu," lanjutnya.(eky)