ADEXCO Ketiga dan Global Forum for Sustainable Resilience Resmi Dibuka

Sep 11, 2024 - 20:55
ADEXCO Ketiga dan Global Forum for Sustainable Resilience Resmi Dibuka
Para petinggi negara saat foto bersama usai pembukaan Ketiga dan Global Forum for Sustainable Resilience Foto : IEE.

NUSADAILY.COM - JAKARTA - Asia Disaster Management and Civil Protection Expo & Conference (ADEXCO) ketiga secara resmi dibuka. Seremoni pembukaan diadakan bersamaan dengan dibukanya Indonesia Energy & Engineering (IEE) Series 2024 - Engineering Week.

 

Kegiatan ini berlangsung di Jakarta International Expo Kemayoran, Jakarta Pusat Rabu (11/9/2024). Acara akan berlangsung selama 4 hari mulai dari 11-14 September 2024 .

 

Dengan mengusung tema  “Advancing Resilience Sustainability”, pembukaan ditandai dengan  gemuruh kentongan yang melambangkan kesiapsiagaan. Peresmian ini sekaligus membuka kegiatan Global Forum for Sustainable Resilience (GFSR) yang kedua, hasil kerjasama  Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan program SIAP SIAGA, serta 11program Kemitraan Australia-Indonesia untuk Manajemen Risiko Bencana.

 

Pembukaan rangkaian ADEXCO dan IEE Series 2024 - Engineering Week dibuka Lia Indriasari  Country Manager Pamerindo Indonesia dan Letjen TNI Suharyanto, S.Sos., M.M. Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana.(BNPB).

 

“Perubahan iklim, urbanisasi dan perubahan tata guna lahan berkontribusi dalam frekuensi terjadinya bencana. ADEXCO dan GFSR merupakan upaya nyata dalam membangun sistem yang kuat, tidak hanya untuk merespons, tetapi juga bagaimana kita melakukan mitigasi risiko dan kesiapsiagaan terhadap bencana," jelas Kepala BNPB Suharyanto dalam sambutannya.

 

Penyelenggaraan dua acara ini menandai komitmen bersama terhadap resiliensi berkelanjutan dan penguatan strategi pengurangan risiko bencana di kawasan. Suharyanto berharap kegiatan ini  dapat memperkuat sistem dan kerjasama antar negara untuk menghadapi dan pulih dari bencana dengan lebih baik.

 

Sementara itu Menteri Luar Negeri Retno Marsudi yang turut hadir dalam pembukaan menyampaikan pentingnya pembelajaran satu sama lain dan gerakan kolaborasi ini. Menurutnya pengurangan Risiko Bencana (PRB) adalah garis hidup, dan tidak ada bangsa yang dapat menghadapi tantangan ini sendirian.

 

"Kerja sama internasional dan ketahanan yang berkelanjutan menjadi inti dari diplomasi kemanusiaan Indonesia. Saat kita menatap masa depan hingga tahun 2030 dan seterusnya, penting untuk meninjau kembali dan memperkuat pendekatan kita terhadap ketahanan bencana,"terangnya.

 

Di Acara yang sama Head of United Nations Office for Disaster Risk Reduction-UNDRR, Kamal Kishore menyampaikan dukungannya terhadap acara ini.Ia juga mengucapkan terima kasih kepada Indonesia atas peran kepemimpinannya dalam ketahanan berkelanjutan.

 

"Kita  perlu mengubah konsep ini menjadi tindakan praktis. Untuk mengatasi dampak bencana pada sektor ekonomi, sangat penting untuk menerapkan pendekatan holistik, memberdayakan generasi muda, serta memanfaatkan kemitraan dan pendekatan seluruh masyarakat seperti yang diuraikan dalam Kerangka Sendai," jelasnya

 

Menurutnya, Indonesia dan ASEAN berada dalam posisi yang ideal untuk menunjukkan contoh prioritas ini dan memimpin upaya dalam ketahanan berkelanjutan.

 

Sementara itu,  Commissioner of the Singapore Civil Defence Force Eric Yap mengatakan Membangun masyarakat yang tangguh memerlukan pendekatan.Tidak hanya solusi teknologi canggih, tetapi juga partisipasi aktif dari komunitas melalui berbagai kegiatan yang mendorong pembelajaran dan kesiapsiagaan bersama.

 

"Wilayah kita dikenal sebagai salah satu wilayah paling rawan bencana di dunia. Kita telah menunjukkan kemajuan yang signifikan dalam hal kerja sama internasional dan dialog strategis mengenai manajemen bencana, terutama sejak insiden tsunami Samudra Hindia (Indian Ocean Tsunami 2004). Kolaborasi dalam bentuk dialog strategis dan kerangka kerja yang terkoordinasi ini sangat penting, karena menekankan perlunya kepercayaan dan berbagi pengetahuan di antara pengelola bencana untuk mengatasi dan mengurangi dampak bencana secara efektif.” urai dia .

 

Turut hadir pada  pembukaan tersebut terlihat Menteri Pembangunan Pedesaan Kelautan dan Penanggulangan Bencana Republik Fiji, Sakiasi Ditoka.Kemudiam Eric Yap, Commissioner of the Singapore Civil Defence Force.

 

Lalu, Andi Rizaldi, S.T., M.M., Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri, Kementerian Perindustrian RI; serta Dr. Nelly Florida Riama, S.Si., M.Si., Deputi Geofisika - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika RI. Pada seremoni pembuka, Retno Marsudi, Menteri Luar Negeri RI; Kamal Kishore, Head of United Nations Office for Disaster Risk Reduction – UNDRR; dan Ekkaphab Phanthavong, Deputi Sekjen ASEAN.(sir/wan)