22 Warga Bali Wafat Sepanjang 2022 Akibat Rabies Usai Digigit Anjing

Rincian wilayah dan korbannya adalah Kabupaten Karangasem 1 orang, Kabupaten Buleleng 13 orang, Kabupaten Bangli 3 orang, Kabupaten Jembrana 4 orang, dan Kabupaten Gianyar 1 orang.

Dec 21, 2022 - 17:22
22 Warga Bali Wafat Sepanjang 2022 Akibat Rabies Usai Digigit Anjing
Foto ilustrasi.

NUSADAILY.COM - DENPASAR - Sepanjang 2022, setidaknya tercatat 22 orang di wilayah Bali meninggal dunia akibat kasus rabies atau setelah digigit anjing.

Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Bali I Wayan Widya mengatakan puluhan orang yang tewas karena kasus rabies itu tersebar di sejumlah wilayah kabupaten provinsi itu.

"Yang meninggal 22, itu di tahun 2022 saja," kata Widya, saat dihubungi Senin (19/12).

Rincian wilayah dan korbannya adalah Kabupaten Karangasem 1 orang, Kabupaten Buleleng 13 orang, Kabupaten Bangli 3 orang, Kabupaten Jembrana 4 orang, dan Kabupaten Gianyar 1 orang. 

"[Kasus rabies paling banyak] di Singaraja [Kabupaten Buleleng]. Yang pertama, mungkin populasi anjing di situ banyak. Kedua, masyarakat di Bali rata-rata senang pelihara anjing, mereka tergigit lalu menganggap anjingnya sudah anjing sendiri, dan gigitannya kecil mereka tidak langsung melakukan tata laksana yang benar," ujar Widya.

BACA JUGA : Rute Narita-Denpasar Telah di Buka Kembali Oleh Garuda...

Sementara, bagi masyarakat yang digigit anjing pihaknya meminta agar cepat melakukan tata pelaksana yang baik sehingga gigitan itu bisa secepatnya disembuhkan.

"Bagi masyarakat yang digigit anjing, lukanya kecil atau besar lakukan tata pelaksana yang baik. Pertama cuci di air mengalir menggunakan deterjen selama 15 menit. Setelah itu datang ke fasilitas kesehatan untuk mendapatkan pertolongan pertama," ujar Widya.

Ia juga menyebutkan, bahwa kasus rabies terjadi di sejumlah wilayah di Pulau Bali, karena masyarakat melepas anjingnya berkeliaran dengan bebas. Lalu, anjing tersebut bertemu dengan anjing yang positif rabies dan berkelahi lalu terkena gigitan sehingga menular.

"Iya rata-rata dilepas, iya maklum kalau di kampung-kampung, di desa-desa, jarang mengikat anjing. Karena begitu sayangnya mereka sama binatang, kadang-kadang tidur bareng, kebetulan anjing itu bebas liar mereka tidak tahu kemana mungkin, ada yang positif karena habis berkelahi (dengan anjing lainnya) sehingga ketularan," ujarnya.

BACA JUGA : BPBD Ungkap Jalur Utama Denpasar-Gilimanuk Sudah Bisa Dilewati...

Selain itu, dia menyebut bukan berarti anjing liar dan kotor itu positif rabies. Menurutnya bisa saja anjing rumahan yang dipelihara dan bagus juga positif rabies.

"Walaupun anjing rumahan yang memang mereka menganggap anjingnya aman, pernah berkelahi dengan anjing yang positif akhirnya melalui dari situ (tertular rabies)," ujarnya.

Ia menyebut memang vaksinasi anjing untuk rabies di Bali masih rendah yang mencapai sekitar 31 persen di data Bulan November 2022.

Widya juga mengimbau, bagi masyarakat Bali yang menyayangi binatang peliharaannya agar divaksinasi. Pasalnya rabies adalah penyakit yang menular dari gigitan anjing.

"Imbauan bagi masyarakat yang memang penyayang binatang mohon benar-benar dipelihara dan disayangi. Yang belum divaksin iya harus divaksin. (Rabies) ini kan melalui gigitan anjing ke anjing. Biar [tidak menggigit orang] dipelihara dengan baik dan dikandangin," katanya.(lal)