16 Tahun Kamisan: ‘Senandung Bongkar Kebohongan Jokowi’

"Tentu itu muka Jokowi, tema (Aksi) Kamisannya senandung bongkar kebohongan Jokowi. Kita merasa bahwa makin banyak makin numpuk kebohongan Presiden Jokowi di pelanggaran HAM berat masa lalu maupun isu kritis lainnya," kata Sajali.

Jan 20, 2023 - 14:47
16 Tahun Kamisan: ‘Senandung Bongkar Kebohongan Jokowi’

NUSADAILY.COM – JAKARTA - Spanduk bergambar kartun mirip Presiden Joko Widodo dengan hidung panjang seperti Pinokio terbentang pada Aksi Kamisan di seberang Istana Negara, Jakarta, Kamis (19/1). Demo kali ini bertepatan dengan peringatan 16 tahun Aksi Kamisan.

Anggota Divisi Pemantauan Impunitas Kontras, Ahmad Sajali mengatakan ilustrasi Pinokio itu menggambarkan sosok Jokowi. Dia menjelaskan Pinokio ketika berbohong, hidungnya akan semakin panjang.

Sajali berkata banyak janji Jokowi yang tak kunjung ditepati hingga kini. Oleh sebab itu, massa Aksi Kamisan sepakat untuk menggunakan ilustrasi Jokowi dengan hidung panjang seperti Pinokio.

"Tentu itu muka Jokowi, tema (Aksi) Kamisannya senandung bongkar kebohongan Jokowi. Kita merasa bahwa makin banyak makin numpuk kebohongan Presiden Jokowi di pelanggaran HAM berat masa lalu maupun isu kritis lainnya," kata Sajali.

Dia berpendapat kebohongan paling parah adalah Jokowi mendegradasi janjinya untuk menuntaskan penyelesaian pelanggaran HAM berat dengan hanya memberikan pengakuan belaka.

"Itu bagaimana terdegradasinya janji penuntasan HAM berat menjadi sebatas pengakuan dan penyesalan tanpa menyelesaikan substansi atau inti dari pelanggaran HAN berat," ujarnya.

Dalam spanduk yang dibentangkan di Aksi Kamisan itu, terlihat kartun mirip Jokowi sedang membuka mulutnya. Gambar itu seperti orang berteriak. Lalu dari mulut kartun itu tertera tulisan "omong kosong".

Para peserta aksi mulai dari korban, keluarga korban pelanggaran HAM berat, pakar hukum, serta warga sipil lainnya berorasi di samping spanduk tersebut.

Salah satu orator mengingatkan janji-janji terkait penyelesaian pelanggaran HAM berat yang diutarakan Jokowi sejak menjadi capres pada Pemilu 2014. Saat itu Jokowi berjanji akan menuntaskan kasus-kasus pelanggaran HAM berat jika terpilih jadi capres.

Namun, hingga delapan tahun menjabat sebagai presiden, hanya satu pelanggaran HAM berat yang naik sampai ke pengadilan, yakni kasus Paniai. Terdakwa satu-satunya dalam perkara itu pun juga divonis bebas.

Saat berorasi, orator pun memekikkan kalimat yang sering diserukan dalam Aksi Kamisan.

"Jangan diam!" kata orator.

"Lawan!" jawab peserta aksi.

"Jokowi," kata orator lagi.

"Jangan bohong!" ujar massa aksi dengan kompak.

Saat berorasi, keluarga korban Tragedi Semanggi 1998, Sumarsih juga mengingatkan Jokowi agar memulihkan hak korban dan keluarga korban pelanggaran HAM berat.

"Dari sederet janji penghapusan impunitas dan penuntasan HAM berat yang telah Bapak [Jokowi] sampaikan sejak Pemilu 2014, melalui Nawacita sampai saat ini tidak terealisasi," ujarnya.

"Janji-janji tersebut saat ini terdengar hanya kebohongan belaka," imbuhnya.

Sebelumnya, Jokowi sendiri telah mengakui 12 pelanggaran HAM berat, termasuk peristiwa 1965/1966 dan Tragedi Semanggi. Pemerintah mengklaim proses non-yudisial yang tengah berjalan tidak akan menihilkan upaya yudisial.

Sampai saat ini belasan kasus HAM berat belum dibawa ke pengadilan. Berkas hasil penyelidikan Komnas HAM masih mandek di Kejaksaan Agung.(cnn/han)