16 PSK Terjaring Operasi Pekat Satpol PP Madiun Ada Yang Terjangkit HIV Aids

Razia gabungan bersama TNI dan Polri, petugas Satpol PP menjaring 16 Pekerja Seks Komersial (PSK) tengah mangkal di pasae Muneng ada yang mengidap HIV.

Mar 17, 2023 - 07:29
16 PSK Terjaring Operasi Pekat Satpol PP Madiun Ada Yang Terjangkit HIV Aids
Foto : 16 orang diduga pekerja sex komersial terjaring operasi pekat Satpol PP dari pasar Muneng Madiun, Kamis (16/03/2023).

NUSADAILY.COM - MADIUN - Terkait razia operasi Penyakit Masyarakat (Pekat) yang digelar Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) di Pasar Muneng, Kecamatan Pilangkenceng, Kamis (16/03/2023) dini hari tadi, Bupati Madiun Ahmad Dawami Ragil Saputro, beserta Wakil Bupati Hari Wuryanto, turut buka suara.

Razia gabungan bersama TNI dan Polri, petugas menjaring 16 Pekerja Seks Komersial (PSK) tengah mangkal di tempat tersebut, dengan usia rata rata 20 sampai 40 tahun keatas.

Disampaika Kaji Mbing, sapaan akrab Bupati Ahmad Dawami, Pasar Muneng sudah ditutup sejak lama lantaran sering digunakan sebagai tempat esek esek. Pihaknya juga mengaku rutin melakukan pemantauan.

"Ketika terlihat ada bibit bibit seperti itu lagi, maka kami akan memperketat operasi razia. Dari yang berhasil diamankan, hampir semuanya dari luar kabupaten. Sementara yang berasal dari Kabupaten Madiun cuma satu orang," katanya, Kamis (16/03/2023).

Usai terjaring dan didata, Kaji Mbing menyebut petugas kemudian melakukan tes kesehatan terhadap seluruh PSK. Hasilnya, ditemukan ada yang terjangkit HIV AIDS.

"Ini yang terpenting untuk masyarakat. Jadi melihat kondisi seperti itu, kami harus cepat memutus mata rantai penularannya. Ini kami masih dalami dengan melakukan tracing," ungkapnya.

Di tempat yang sama, Wabup Hari Wuryanto menambahkan, penanganan HIV AIDS harus bersama sama, dan tidak dapat berjalan sendirian. Pria yang akrab disapa dengan sebutan Hariwur ini juga meminta masyarakat untuk terbuka dan berani melapor, bila ada yang terkena penyakit tersebut agar bisa segera ditangani.

"Kami berharap ada keterbukaan dari penderita HIV AIDS supaya bisa diatasi dan mempersempit ruang gerak virus. Pemerintah dan masyarakat harus bekerjasama. Kalau masyarakat ada yang melapor maka pemerintah langsung bergerak cepat," tegasnya.

Jika hanya diam saja, lanjut Hariwur, bisa berdampak buruk, akan semakin banyak yang tertular. Masyarakat di lingkungan tersebut harus turut berperan serta.

Lebih lanjut, pemerintah melalui dinas terkait, pasti menemukan kasus tersebut di lingkungan masyarakat setiap bulan. Tentunya juga tak lepas dari perilaku yang menimbulkan seseorang tertuar.

"Karena penyakit itu menular lewat hubungan seksual dan pemakaian jarum suntik bergantian," imbuhnya.

Di lokasi petugas juga sudah tampa memasang garis polisi agar tidak kembali disitu. 

"Tanpa bantuan dan dukungan dari masyarakat juga kesulitan. Apalagi ditarget 2030 harus zero kasus. Jadi semua pihak harus bekerja sama penanggulangan HIV AIDS," pungkas Hari Wuryanto.(*/nto).