11 Orang Warga Sipil Tewas dalam Serangan di Suriah Tengah
Kelompok ISIS menyerang sekitar 75 orang pada hari Sabtu ketika mereka mengumpulkan truffle di daerah Palmyra, di pedesaan timur Homs
NUSADAILY.COM – JAKARTA - Sebanyak 11 orang yang sebagian besar warga sipil tewas dalam sebuah serangan di Suriah tengah. Serangan tersebut diduga dilakukan oleh kelompok ISIS.
"Kelompok ISIS menyerang sekitar 75 orang pada hari Sabtu ketika mereka mengumpulkan truffle di daerah Palmyra, di pedesaan timur Homs," kata Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia yang berbasis di Inggris, seperti dilansir AFP, Senin (13/2/2023).
"Serangan itu menewaskan 10 warga sipil, termasuk seorang wanita, dan seorang anggota pasukan rezim (Suriah)," tambahnya, seraya menambahkan bahwa yang lainnya masih hilang, dilansir dari detik.com
Kantor berita negara Suriah, SANA tapi melaporkan serangan itu mengakibatkan jumlah korban tewas yang lebih sedikit yakni 4 warga sipil. SANA menyebut 'teroris' ISIS menembakkan senapan mesin dan membunuh 4 warga, termasuk seorang wanita.
"Sepuluh lainnya terluka dalam serangan itu, beberapa kritis," tulis kantor berita itu.
BACA JUGA : Belasan Napi Simpatisan ISIS Ikrar Setia ke NKRI
Setelah para jihadis kehilangan wilayah terakhirnya usai serangan militer yang didukung koalisi pimpinan AS pada Maret 2019, sisa-sisa ISIS di Suriah sebagian besar mundur ke tempat persembunyian di gurun, timur negara itu. Sejak itu, mereka menggunakan tempat persembunyian untuk menyergap pasukan pimpinan Kurdi dan pasukan pemerintah Suriah sambil terus melancarkan serangan di Irak.
Banyak orang, termasuk wanita dan anak-anak telah menjadi sasaran dalam beberapa tahun terakhir saat berburu truffle di wilayah tengah, timur laut, dan timur Suriah.
Pada April 2021, kelompok ekstremis melancarkan serangan serupa. Kelompok itu menculik 19 orang, kebanyakan warga sipil di pedesaan timur pusat kota Hama. Helikopter Suriah dan Rusia terus melancarkan serangan udara yang menargetkan tempat persembunyian gurun ISIS.
Konflik Suriah, yang dipicu oleh penindasan demonstrasi pro-demokrasi, telah merenggut sekitar 500 ribu nyawa dan menelantarkan sekitar setengah populasi negara itu sebelum perang. (ros)