10 Negara Termiskin di Asia, Indonesia Tidak Ada?

Asia merupakan benua dengan wilayah terluas, sekaligus benua dengan populasi terpadat di dunia. Luas wilayah benua ini mencapai 30% dari total luas daratan di dunia dengan populasi lebih dari 4,6 miliar jiwa.

May 27, 2023 - 13:00
10 Negara Termiskin di Asia, Indonesia Tidak Ada?
Ilustrasi

NUSADAILY.COM – JAKARTA - Asia merupakan benua dengan wilayah terluas, sekaligus benua dengan populasi terpadat di dunia. Luas wilayah benua ini mencapai 30% dari total luas daratan di dunia dengan populasi lebih dari 4,6 miliar jiwa.

Meski begitu setiap negara tentunya memiliki memiliki tingkat ekonomi yang berbeda. Ada sejumlah negara yang dianggap memiliki ekonomi baik, ada juga sejumlah negara lain yang dianggap miskin.

Menurut World Population Review, ada beberapa indikator dalam mengukur tingkat ekonomi suatu negara yang salah satunya menggunakan jumlah pendapatan per kapita atau dikenal sebagai Produk Domestik Bruto (PDB) per kapita.

PDB per kapita sendiri merupakan total PDB suatu negara yang dibagi dengan jumlah penduduk dari negara tersebut. Dengan begitu, tingkat PDB per kapita ini dinilai cukup akurat dalam melihat kualitas kesejahteraan penduduk dari aspek ekonomi.

Lantas negara di Asia mana saja yang memiliki PDB per kapita paling rendah? Berikut daftar negara termiskin di Asia.

1. Afganistan
Afganistan merupakan negara termiskin di Asia dengan PDB per kapita US$ 508 atau sekitar Rp 7,62 juta. Hal ini dapat terjadi lantaran Afghanistan mengalami konflik bersenjata, korupsi pemerintah, dan ketidaksetaraan pendapatan yang produktif.

2. Korea Utara
Korea Utara merupakan salah satu negara paling tertutup di dunia. Karenanya cukup sulit untuk benar-benar mengetahui kondisi ekonomi di negara itu.

Namun untuk saat ini Korea Utara diperkirakan memiliki pendapatan per kapita US$ 642 atau sekitar Rp 9,36 juta. Kemiskinan yang terjadi di negara ini dipengaruhi oleh pemerintahan yang buruk dan hampir tidak ada pasar bebas di sana.

3. Yaman
Yaman memiliki pendapatan per kapita US$ 824 atau sekitar Rp 12,36 juta. Kemiskinan yang melanda negara sebagian besar disebabkan adanya perang saudara, korupsi, dan ketidakmampuan mengurus ekonomi. Tercatat, sekitar 79% penduduk hidup di bawah garis kemiskinan dan 65% tergolong sangat miskin.

4. Tajikistan
Tajikistan memiliki PDB per kapita US$ 859 atau sekitar Rp 12,88 juta. Kemiskinan Tajikistan berasal dari kurangnya infrastruktur yang menghambat perekonomian negara dan perang saudara yang menghancurkan sejumlah sekolah di negara tersebut.

5. Suriah
Suriah merupakan salah satu negara lain yang miskin karena banyaknya konflik bersenjata, sama seperti negara-negara di atas (kecuali Korea Utara). Selain itu, Suriah mengalami tingkat inflasi yang sangat tinggi dalam beberapa tahun terakhir. Terakhir Suriah diperkirakan memiliki pendapatan per kapita US$ 870 atau sekitar Rp 13,05 juta.

6. Nepal
Nepal memiliki pendapatan per kapita US$ 1.155 atau sekitar Rp 17,32 juta. Kemiskinan yang terjadi di Nepal disebabkan oleh ketidakstabilan politik, korupsi yang merajalela, kurangnya industri, dan ketergantungan pada pertanian.

7. Kirgistan
Kirgistan memiliki pendapatan per kapita US$ 1.173 atau sekitar Rp 17,59 juta. Sekitar 32% penduduk Kirgistan hidup di bawah kemiskinan. Penyebab kemiskinan negara ini adalah ketergantungan pada pertanian, kurangnya pendidikan, dan memiliki sedikit sumber daya alam.

8. Pakistan
PDB per kapita Pakistan tercatat sebesar US$ 1.193 atau setara dengan Rp 17,89 juta. Meskipun Pakistan merupakan salah satu negara yang memiliki cukup banyak sumber daya, namun 40% penduduknya tergolong sangat miskin. Hal ini terjadi lantaran banyaknya korupsi dan elitisme terhadap pemerintah, konflik agama dan sekuler, dan kurangnya demokrasi.

9. Timor Leste
Usai terpisah dari Indonesia pada 2002, negara yang satu ini dinilai masih menjalani tahap pembangunan. Timor Leste memiliki pendapatan per kapita sebesar US$ 1.381 atau sekitar Rp 20,71 juta.

10. Myanmar
Sekitar 26% penduduk Myanmar diperkirakan hidup dalam garis kemiskinan. Faktor utama yang menyebabkan lambatnya pertumbuhan ekonomi adalah perencanaan pemerintah yang buruk, kerusuhan internal, kurangnya investasi asing, defisit perdagangan yang besar, dan infrastruktur yang tidak memadai serta kurangnya pengetahuan untuk memanfaatkan sumber daya alam negara.

Akibatnya pendapatan per kapita negara ini hanya sebesar US$ 1.400 atau Rp 21 juta dan menjadikannya salah satu dari 10 negara termiskin di Asia.(eky)